Minggu, 27 Mei 2012

Sejarah Sepatu Bola

Sejarah sepatu bola adalah cermin pengembangan dan perkembangan permainan sepak bola indah di akhir abad 19 dan abad ke-20. Aturan sepakbola dan hukum diperkenalkan untuk kemajuan sepak bola ke dalam struktur yang lebih terorganisir dan resmi, yang berhasil mengubah sepakbola dari hal yang bersifat kedesaan ke permainan olahraga yang dinikmati seluruh dunia ke abad ke-21. Sepak bola sebagai permainan adalah bagian dari kehidupan di Inggris selama beberapa ratus tahun sebelumnya dan satu protagonis awal mungkin termasuk tokoh-tokoh sejarah yang paling terkenal dan terkenal sejarah Inggris, Raja Henry VIII (1509-1547)  
sepatu bola Raja Henry VIII telah dicatatkan dalam koleksi terbaik 1526, daftar belanja hari ini. Mereka dibuat oleh pembuat sepatu pribadinya Cornelius Johnson pada tahun 1525, dengan biaya 4 shilling, setara dengan £ 100 dalam uang hari ini. Sedikit yang diketahui tentang mereka, karena tidak ada contoh yang masih hidup, tetapi sepatu bola kerajaan yang diketahui telah terbuat dari kulit yang kuat, pergelangan kaki tinggi dan lebih berat daripada sepatu normal sekarang.
Era tahun 1800-an

Bergerak maju 300 tahun melihat sepakbola mengembangkan dan mendapatkan popularitas di seluruh Inggris, tetapi masih tersisa sebagai hobi tidak terstruktur dan informal, dengan tim yang mewakili pabrik lokal dan desa-desa di negara industri berkembang. Pemain akan memakai keras, sepatu bot kulit, yang panjang dan kaki dicampur baja-capped sebagai sepatu sepak bola pertama. Ini sepatu bola juga akan memiliki kancing logam atau paku payung dipalu ke mereka untuk meningkatkan pegangan tanah dan stabilitas.
Era tahun 1900 sampai 1940

gaya boot Sepakbola relatif konstan sepanjang tahun 1900-an sampai akhir perang dunia kedua. Peristiwa yang paling signifikan di dunia sepakbola boot pada bagian pertama abad kedua puluh adalah pembentukan beberapa produsen boot sepakbola yang masih membuat sepatu bola saat ini, termasuk Gola (1905), Valsport (1920) dan Denmark sepakbola pembuat boot Hummel ( 1923).
Era tahun 1940 sampai 1960

Gaya boot Sepakbola bergeser secara signifikan setelah berakhirnya perang dunia kedua, sebagai perjalanan udara menjadi perlengkapan internasional lebih murah dan lebih banyak dimainkan. Hal ini melihat boot, sepak bola lebih ringan lebih fleksibel yang dipakai oleh dorongan Amerika Selatan yang ke panggung dunia, dan bola keterampilan dan kemampuan teknis kagum semua orang yang mengawasi mereka. produksi boot Sepakbola bergeser untuk menghasilkan boot sepak bola lebih ringan dengan fokus pada menendang dan mengontrol bola, bukan hanya memproduksi sepotong sepatu pelindung.
Era Tahun 1960-an

Perkembangan teknologi dari tahun enam puluhan mengalami perubahan-langkah penting dalam desain dapat dilihat dari desain sepatu dipotong rendah diperkenalkan untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola. Perubahan ini memungkinkan pemain untuk bergerak lebih cepat dan melihat orang-orang seperti Pele memakai sepatu bola Puma di Final Piala Dunia 1962. Adidas, meskipun, dengan cepat muncul sebagai pemimpin pasar, posisi mengklaim sampai hari ini. Dalam Piala Dunia Final tahun 1966, sekitar 75% dari pemain mengenakan boot sepak bola Adidas.
Era tahun 2000-an

Sebagai teknologi maju lebih jauh lagi, penerapan dan perkembangan penelitian baru terlihat di tahun-tahun ke dalam milenium baru sampai ke hari ini dan ini telah menyebabkan penguatan posisi pasar dari tiga pembuat besar sepak bola boot dan penjual, Puma, Nike dan Adidas (bergabung dengan Reebok sejak 2006). Untungnya, masih ada kamar di tempat pasar untuk produsen kecil yang tidak memiliki kontrak dukungan uang besar di pembuangan, seperti Mizuno, Diadora, Lotto, Hummel dan Nomis.
sepatu sepak bola favorit saat ini termasuk F50 Adidas ', Tunit dan Predator, Nike Mercurial Vapor III, Air Zoom Total 90-an dan Tiempo Ronaldinho, Reebok Rage Pro dan Umbro X Boots.
 

Kamis, 24 Mei 2012

Warna dan Lambang klub Manchester City

Warna Klub

Seragam kandang Manchester City adalah Biru Langit dan celana Putih. Sejak musim 2011-2012 seragam kandang city baik kaus dan celana mengunakan warna yang sama yaitu biru langit. Asal-usul warna seragam kandang klub tidak jelas, tetapi ada bukti bahwa klub telah menggunakan biru langit sejak 1892 atau sebelumnya.
Sementara itu seragam tandang adalah Merah Marun, atau merah (sejak tahun 1960-an) dan Celana Hitam. Namun dalam beberapa tahun terakhir, beberapa warna yang berbeda telah digunakan. Sebuah brosur yang berjudul Famous Football Clubs - Manchester City diterbitkan pada 1940-an menunjukkan bahwa West Gorton (St. Marks) semula bermain dengan seragam merah dan hitam. Dari laporan yang berasal dari tahun 1884 menggambarkan tim mengenakan kaus hitam membawa salib putih, yang menunjukkan asal klub sebagai sisi gereja.
Ide untuk menggunakan kaus merah dan hitam datang dari mantan asisten manajer Malcolm Allison, yang percaya bahwa dengan mengadopsi warna AC Milan akan mengilhami City untuk mencapai kejayaan.

Lambang

Lambang klub saat ini mulai digunakan pada tahun 1997, dikarenakan bahwa lambang sebelumnya tidak memenuhi syarat untuk didaftarkan sebagai merek dagang. Lencana tersebut didasarkan pada lengan kota Manchester, dan terdiri dari sebuah perisai di depan sebuah elang emas. Fitur perisai kapal pada setengah bagian atas menggambarkan Kanal Kapal Manchester, dan tiga garis-garis diagonal di bagian bawah, menggambarkan kota tiga sungai. Bagian bawah terdapat pita dengan sebuah kata Superbia in Praelio, yang artinya dalam Bahasa Latin adalah Kebanggaan di Pertempuran atau dalam Bahasa Inggris Pride in The Battle. Di atas elang ada tiga bintang tiga, yang murni hanya sebagai dekorasi.
City sebelumnya sudah mempunyai 2 lambang, yang mulai digunakan sejak tahun 1960an dan mulai tahun 1972 sampai dengan tahun 1997. Tapi lambang tersebut tidak digunakan lagi karena tidak memenuhi syarat untuk didaftarkan sebagai merek dagang.
Akan tetapi, pada kesempatan saat City bertanding di final Piala FA, lambang tersebut tidak gunakan. City menggunakan lambang Kota Manchester pada kausnya sebagai simbol kebanggaan dari kota Manchester pada acara-acara besar. Praktek ini dilakukan karena sebelum tahun 1960an, seragam City tidak menggunakan lambang apapun, sehingga untuk melengkapi sejarah klub digunakanlah Lambang Kota Manchester tersebut.[17]
Lambang Kota Manchester mulai digunakan City pada partai Final Piala FA 1926 hingga partai Final Piala FA 1981 dimana pada saat keduanya tersebut City menjadi runner-up. Pada final Piala FA 2011, City menggunakan kembali lambang biasanya dengan legenda khusus, tetapi Lambang Kota Manchester dimasukkan sebagai logo monokrom kecil di nomor di bagian belakang kaos pemain.[18]

Sejarah Manchester City F.C.

Manchester City Football Club (dikenal pula sebagai Man City atau The Citizens) adalah sebuah klub sepak bola profesional dari Inggris yang bermain di Liga Premier Inggris. Klub ini adalah klub sekota dengan Manchester United dan bermarkas di stadion Etihad Stadium, Manchester.
Pertandingan pertama dimainkan pada bulan November 1880. Pada waktu itu masih bernama St Mark's (West Gorton). Pada tahun 1887 berubah nama menjadi Ardwick A.F.C, dan pada tahun 1894 menjadi Manchester City F.C.
The City telah memenangi Liga Inggris sebanyak 3 kali, Piala FA 4 kali, Piala Liga Inggris 2 kali, dan Piala Winners Eropa 1 kali. Periode tersukses klub ini terjadi pada era akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an. Pada saat itu City di bawah asuhan manager Joe Mercer dengan asistennya Malcolm Allison dan beberapa pemain seperti Colin Bell, Mike Summerbee dan Francis Lee.
Pada 22 Juni 2007 Dewan Klub menyetujui penawaran sebesar 81,6 juta poundsterling oleh milyarder Thailand yang juga mantan Perdana Menteri Thailand untuk membeli City.[2] Akhirnya pada 6 Juli 2007 Thaksin Shinawatra resmi memiliki klub dengan menguasai 75% saham City[3], sehingga klub ini menjadi salah satu klub Inggris yang dimiliki oleh pihak asing.
Pada 23 September 2008 Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan pemilik Abu Dhabi United Group resmi memiliki klub, setelah membelinya dari Thaksin Shinawatra senilai 200 juta poundsterling.[4]
Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan kemudian menghabiskan ratusan jutaan poundsterling untuk membeli pemain kelas atas agar klub menjadi kompetitif. Sukses menyusul pada tahun 2011, Manchester City lolos ke Liga Champions dan memenangkan Piala FA. Keberhasilan ini mencapai puncaknya dengen menjuarai Liga Premier Inggris 2011-2012.

Sejarah

Sejarah berdirinya Manchester City Football Club, tidak terlepas dari peran seorang wanita. Pada November 1865, Arthur Connell diangkat sebagai Kepala Gereja St.Mark's di West Gorton, sebuah distrik di timur Manchester, Inggris. Putrinya Anna Connell (1855-1924)[nb 1][5] berinisiatif dan memutuskan untuk membentuk sebuah asosiasi yang mendorong para pemuda paroki untuk berolahraga.[6] Saat itu tingkat kejahatan dan pengangguran sangat tinggi. Mereka percaya bahwa olahraga dapat menyatukan dan mengurangi kejahatan di timur Manchester.
Tahun 1868 sudah terbentuk Tim Kriket Gereja St.Mark's dan mulai tahun 1875 tim kriket mulai menambahkan permainan sepakbola yang pada waktu itu mulai populer.
Akhirnya pada tahun 1880 para pemain kriket membentuk tim sepak bola dengan nama St.Marks (West Gordon) dibawah bimbingan William Beastow dan Anna Connel (diyakini sebagai satu-satunya wanita telah mendirikan sebuah klub sepak bola profesional di Inggris).
Tahun 1887 mereka pindah ke markas yang baru di Hyde Road, Ardwick. Nama klub pun berubah menjadi Ardwick A.F.C. untuk menyesuaikan dengan letaknya yang baru. Ardwick mulai ikut berkompetisi di divisi 2 Football League tahun 1892. Setahun kemudian, musim 1893-1894, masalah finansial membelit klub dan setelah diorganisasi ulang akhirnya mereka berganti nama lagi menjadi Manchester City Football Club.